Senin, 06 Juni 2011

PROPOSAL BUDIDAYA NILAM

PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA
TANAMAN NILAM SERTA PEMBANGUNAN SARANA
PENGOLAHAN/PENYULINGAN MINYAK NILAM
DI KABUPATEN KOLAKA
by; ALAUDDIN MJ 


BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Kabupaten Kolaka adalah sebuah Kabupaten di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kolaka. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 6.918,38 km² dan jumlah penduduk 296.211 jiwa (2005). Bupati Kolaka saat ini adalah Drs. H. Buhari Matta, M.Si.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kolaka tahun 2004 atas dasar harga konstan 2000 adalah Rp. 1.963.218.210.000,- dengan pertumbuhan PDRB dalam kurun waktu 20002004, yaitu tahun 2001 sebesar 2,43% dan tahun 2002 sebesar 12,76%, kemudian tahun 2003 turun sebesar -14,92% dan tahun 2004 tumbuh sebesar 6,18%.
Berdasarkan harga berlaku tahun dasar 2000 PDRB Perkapita pada tahun 2003 adalah sebesar Rp. 7.839.620,78,- sedangkan tahun 2004 sebesar Rp. 8.925.085,15,- sehingga dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2004 mengalami kenaikan.
Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah pada tanggal 1 Januari 2001, maka Pemerintah Daerah berkewajiban untuk menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya dengan menggali potensi daerah secara optimum yang memberikan peningkatan nilai tambah cukup signifikan kepada masyarakat, serta memberikan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), untuk kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten Kolaka melalui pembangunan agrobisnis yang diarahkan pada upaya peningkatan sumberdaya secara optimal untuk membentuk sikap kemandirian guna mengembangkan usaha yang efisien, produktif dan berdaya saing.
Pembudidayaan tanaman nilam serta pembangunan pabrik penyulingan di daerah merupakan alternatif untuk meningkatkan pendapatan masyarakat petani serta untuk menggalakan ekspor non migas.
Usaha untuk meningkatkan produksi minyak nilam dengan cara pengembangan tanaman nilam terbuka lebar. Hal ini ditunjang juga oleh semakin banyaknya permintaan konsumen akan minyak nilam, karena semakin berkembangnya industri kosmetika dan parfum (wangi-wangian) baik di luar maupun di dalam negeri.

2.      Maksud dan Tujuan
a.       Meningkatkan mutu minyak nilam hasil industri petani agar memenuhi persyaratan ekspor, sehingga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
b.      Meningkatkan penghasilan para petani agar bisa hidup layak, dengan adanya peningkatan mutu dan hasil rendemennya yang baik.
c.       Menambah dan meningkatkan pengetahuan petani mengenai budidaya tanaman nilam dan pengetahuan proses penyulingan (destilasi) daun nilam yang baik, sekaligus menambah income perkapita daerah Tasikmalaya.

3.      Lokasi
Pengembangan budidaya tanam pohon nilam tersebar di kecamatan dan desa di wilayah Kabupaten Kolaka khususnya Kolaka bagian Utara yang disesuaikan dengan kondisi ketinggian tanah yang menjadi persyaratan pertumbuhan pohon nilam. Untuk pembangunan pabrik/penyulingan minyak nilam direncanakan pada lokasi/sentra produksi yang tingkat produksi dan lahan perkebunan terluas.

BAB II
TINJAUAN UMUM
TANAMAN NILAM DAN MINYAK NILAM

Nilam yang sering disebut Pogostemon patchoulli Pelet atau dilem wangi (Jawa), merupakan tanaman yang belum banyak dikenal oleh masyarakat. Nilam banyak ditanam orang untuk diambil minyaknya. Minyak nilam merupakan salah satu dari beberapa jenis minyak atsiri. Minyak ini banyak digunakan oleh industri kosmetika dan banyak dicari konsumen dari luar negeri.
Minyak atsiri atau dikenal orang dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, volatile) dihasilkan oleh tanaman tertentu. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya. Minyak tersebut pada umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Pada tanaman minyak atsiri mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu : membantu proses penyerbukan beberapa jenis serangga atau hewan, mencegah kerusakan tanaman oleh serangga, dan sebagai makanan cadangan bagi tanaman. Minyak atsiri pada industri banyak digunakan sebagai bahan pembuat kosmetik, parfum, antiseptik, dan lain-lain. Minyak atsiri sendiri merupakan salah satu hasil proses metabolisme pada tanaman, yang terbentuk karena reaksi berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air.
Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 – 200 species tanaman, antara lain yang termasuk dalam famili Pinanceae, Labrate, Compositoe, Lauraceae, Mytaceae, dan Umbelliferaceae. Minyak atsiri ini dapat bersumber dari setiap bagian tanaman yaitu daun, bunga, buah, biji, batang, kulit, dan akar. Untuk tanaman nilam, minyak atsirinya banyak diambil dari daunnya.
Minyak nilam memberikan sumbangan yang paling besar dalam menghasilkan devisa negara diantara minyak atsiri lainnya. Kebutuhan minyak atsiri dunia untuk keperluan industri kosmetik, setiap tahunnya mencapai 2.000 ton. Sementara kemampuan pasokan minyak atsiri sampai saat ini baru terpenuhi kurang dari 5% (lima persen) saja. Padahal untuk memenuhi kebutuhan industri lokal saja, diperlukan tidak kurang 300 – 400 ton per tahun. Melihat dari data-data di atas tadi jelas budidaya nilam maupun proses produksi minyak nilam/minyak atsiri menunjukkan prospek yang cukup menggembirakan. Namun pada tahun-tahun terakhir ini ekspor Indonesia dari minyak nilam menunjukan kecenderungan yang menurun. Adapun penyebab penurunan tersebut adalah kemampuan produksi Indonesia akan minyak nilam yang terbatas (terbatas luas areal tanamannya dan kualitas minyaknya masih rendah).
Mutu minyak nilam bergantung pada proses destilasinya. Destilasi uap dengan menggunakan pembangkit uap yang letaknya terpisah dari ketel penyulingan merupakan cara destilasi minyak nilam yang paling baik. Daun nilam mengandung komponen yang bertitik didih tinggi yang merupakan komponen yang paling bernilai dalam menentukan mutu minyak, maka perlu memperpanjang waktu destilasi. Waktu destilasi yang baik berkisar antara 12 – 36 jam tergantung pada tekanan dan jumlah uap yang digunakan. Destilasi uap yang digunakan dalam penyulingan daun nilam dari daerah-daerah petani nilam yang sudah ada masih sangat sederhana.
Untuk memperoleh hasil minyak dengan mutu yang optimal, perlu dirancang sistem pembangkit uap dan perangkat destilasi uap yang lebih baik. Hal ini membutuhkan dana yang sangat besar dan di luar kemampuan para penyuling. Dalam usaha meningkatkan mutu minyak nilam hasil industri petani agar memenuhi persyaratan ekspor, sehingga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, maka perlu perbaikan distribusi uap dalam ketel. Hal ini dilakukan dengan cara menambah pipa-pipa uap yang terbuat dari pipa stainless steel, selain itu dinding ketel yang terbuat dari besi juga perlu dilapisi dengan lembaran stainless steel. Perbaikan sistem pendingin dengan memperpanjang koil pendingin, diikuti dengan pembuatan saluran destilat ke dalam ketel yang berguna untuk menyalurkan kembali destilat ke dalam ketel sehingga rendemen proses penyulingan dapat meningkat.

BAB III
BUDIDAYA TANAMAN NILAM

1.      Panduan Dasar Budidaya Tanaman Nilam
  1. Jenis Tanaman Nilam
-          Pogostemon Cablin Benth Bent
Nama lainnya pogostemon patchouli atau pogostemon metha. Jenis ini sering juga disebut nilam Aceh dan diusahakan secara komersial. Nilai jenis ini jarang berbunga, oleh karena itu kandungan minyaknya tinggi yaitu 2,5 – 5 %, banyak diminati di pasaran.
-          Pogostemon heyneanus
Sering juga dinamakan nilam jawa atau nilam hutan. Jenis ini sering berbunga, karena itu kandungan minyaknya rendah yaitu 0,5 – 1,5%. Kurang diminati di pasaran
-          Pogostemon hortensis
Disebut juga nilam sabun. Jenis ini hanya terdapat di Banten. Kandungan minyaknya 0,5 – 1,5%. Komposisi minyak yang dihasilkan jelek, sehingga untuk jenis nilam ini kurang mendapatkan pasaran dalam perdagangan.
  1. Data Botani Tanaman Nilam
Tanaman nilam merupakan jenis tanaman dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Akar                : Serabut
Bentuk daun   : Bulat dan lonjong
Batang             : Berkayu dengan diameter 10 – 20 mm.
Sistem percabangan banyak dan bertingkat mengelilingi batang antara (3-5 cabang pertingkat). Setelah tanaman berumur 6 bulan, tingginya dapat mencapai 1 meter dengan radius cabang selebar lebih kurang 60 cm.
  1. Ekologi Tanaman Nilam
Tanaman nilam termasuk tanaman yang mudah tumbuh seperti herba lainnya. Untuk memperoleh produksi yang tinggi, maka dalam pengelolaannya perlu memperhatikan beberapa hal. Pengelolaan ini juga bertujuan agar produksi yang dilakukan dapat optimal dan menguntungkan.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
-          Tanaman nilam dapat tumbuh di dataran rendah maupun pada dataran tinggi yang mempunyai ketinggian 2.200 meter di atas permukaan laut, dan berproduksi tinggi pada ketinggian tempat 10 – 400 meter di atas permukaan laut.
-          Curah hujan yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman nilam berkisar antara 2.500-3.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun.
-          Sedangkan suhu yang baik untuk tanaman ini adalah 24 0C – 28 0C dengan kelembaban lebih dari 75%.
-          Agar pertumbuhan optimal, tanaman nilam memerlukan intensitas penyinaran matahari yang cukup.
-          Tanah yang subur dan gembur serta kaya akan humus sangat diperlukan oleh tanaman nilam.
-          Pada tanah yang kandungan airnya tinggi, perlu dilakukan sistem drainase yang baik dan insentif.
  1. Cara Penanaman Nilam
-          Ada 2 cara penanaman nilam, yaitu penanaman langsung dan tidak langsung. Penanaman langsung ialah menanam stek nilam langsung di areal pertanaman. Cara ini hanya sesuai untuk penanaman nilam di lahan sempit. Sedang untuk areal yang luas sebaiknya menggunakan cara penanaman tidak langsung. Karena dengan cara ini kemungkinan bibit hidup lebih besar, sehingga jumlah bibit yang diperlukan tidak terlalu banyak.
-          Stek dapat langsung ditanam di kebun yang sudah diolah tanahnya. Namun yang lebih bagus adalah stek ditanam dahulu di bedeng persemaian supaya akar telah terbentuk sebelum tanaman dipindah ke kebun pembesaran.
-          Stek ditaman dalam posisi miring, bersudut 450 sedalam 10 cm, dengan jarak tanam 10 x 10 cm. Setelah 3 – 4 minggu, tanaman sudah mempunyai cukup akar, tunasnya sudah tumbuh dan berdaun.
-          Sebelum bibit ditanam, kebun sudah disiapkan sedemikian rupa agar penanaman mengikuti cara yang dianjurkan.



  1. Penanaman
-          Tanaman nilam membutuhkan tanah yang lembab pada masa pertumbuhannya, oleh karena itu penanaman sangat baik dilakukan pada awal musim hujan. Di areal miring atau berlereng, waktu penanaman harus disesuaikan dengan intensitas tinggi, sebaiknya tanaman sudah mampu menahan tanah. Dengan demikian tidak terjadi erosi, hujan deras sesaat setelah penanaman juha bisa sia-sia.
Waktu tanam juga harus diatur sedemikian rupa sehingga waktu panen dari satu areal dapat dilakukan secara bertahap. Cara demikian bukan hanya dapat menjamin kelangsungan penyulingan yang kontinue, tetapi dapat juga mencegah agar tanah tidak erosi.
-          Penanaman secara tidak langsung
Bibit stek setelah dicabut dari persemaian pasti telah berakar. Bila akarnya terlalu panjang sebaiknya dipotong, sebab dalam penanaman nanti akar panjang ini akan berlipat-lipat. Dan lipatan-lipatan akar ini dalam tanah bisa terserang penyakit busuk akar. Setiap lubang akar ditanami 1 – 2 bibit stek.
-          Penanaman secara langsung
Untuk setiap lubang tanam diperlukan 2 – 3 stek. Stek sebanyak ini dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan ada stek yang mati. Kebutuhan stek yang banyak inilah, maka cara ini tidak disarankan diterapkan di perkebunan.
  1. Jarak Tanam
Jarak tanam nilam bervariasi sesuai dengan tingkat kesuburan tanah.
Ø  Dataran rendah yang tanahnya subur, jarak tanam 100 x 100 cm, sedangkan pada tanah yang kandungan liatnya tinggi, jarak tanamnya 50 x 100 cm.
Ø  Pada tanah lipatit, jarak tanamnya 75 x 75 cm.
Ø  Pada tanah berbukit dengan mengikuti garis contour adalah 50 x 100 cm atau 30 x 100 cm.






2.      Pemeliharaan
Dalam usaha budidaya nilam, pemeliharaan merupakan salah satu faktor yang penting. Hal ini untuk diperhatikan agar usaha untuk mencapai hasil yang optimal dari tanaman dapat tercapai.
Adapun pemeliharaan tanaman nilam antara lain meliputi :
  1. Pemupukan
Pemupukan sangat penting untuk diperhatikan. Karena hasil yang diharapkan dari tanaman nilam adalah daun dan batangnya, maka faktor kesuburan tanaman merupakan suatu hal yang perlu diusahakan pertumbuhan vegetatif tanaman dapat semaksimal mungkin. Untuk pertumbuhan yang maksimal perlu dilakukan pemupukan, baik dalam bentuk pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau, maupun untuk pupuk anorganik seperti Fertab. Cara pemberian pupuk tanaman nilam biasanya dilakukan dengan cara dibenamkan sedalam 10 – 15 cm di sekitar pangkal tanaman nilam. Adapun jumlah pemberian pupuk maupun macamnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

DOSIS PUPUK FERTAB UNTUK TANAMAN NILAM
Jenis Pupuk
Dosis/Kg/Ha/x pemupukan
Keterangan
Fertab
90
Pupuk PMLT Fertab adalah pupuk yang mengandung unsur hara makro dan unsur hara mikro. Oleh karena itu perlu dipakai dalam pemupukan nilam untuk mempercepat pertunasan dan menyerap kandungan minyak dari beberapa unsur hara yang ada di dalam tanah.

2 komentar:

  1. terima kasih untuk referensinya...bagus qlo dilengkapi analisa biayanya jg.tks

    BalasHapus